Sabtu, 13 Juni 2020
Tulis Komentar
Urgensi Bahasa Arab Dalam Kebangkitan Peradaban Islam
Oleh : Arina Ardila, S.Pd
Bahasa Arab adalah pilar peradaban. Bahasa Arab memiliki peran kunci dalam tegak dan bangkitnya peradaban Islam. Peradaban Islam tegak diatas dua hal yaitu bahasa Arab dan syariat Islam. Sejak pertengahan abad ke-18 Masehi, dunia Islam mengalami kemerosotan dan kemunduran yang sangat cepat. Berbagai upaya dilakukan untuk membangkitkan kembali atau mencegah kemunduran terus berlanjut, akan tetapi tidak membuahkan hasil. Dunia Islam tetap berada dalam kebingungan dan kemunduran akibat berbagai goncangan yang menerpa.
Adapun sebab-sebab kemunduran dunia Islam dapat kita kembalikan kepada satu hal yaitu lemahnya pemahaman umat terhadap Islam yang amat parah. Ini berawal ketika bahasa Arab mulai diremehkan perannya untuk memahami Islam sejak awal abad VII Hijriyah. Islam dan bahasa Arab merupakan satu kesatuan. Islam tidak mungkin dapat dilaksanakan secara sempurna kecuali dengan bahasa Arab. Meremehkan bahasa Arab akan menghilangkan ijtihad terhadap syariat, karena ijtihad terhadap syariat tidak mungkin dilaksanakan tanpa terpenuhinya salah satu syarat mendasar yaitu memahami bahasa Arab. Kedudukan ijtihad sendiri amat penting bagi umat Islam. Karena tidak ada kemajuan bagi umat tanpa ijtihad.
Syaikh Islam, Ibn Taimiyah mengatakan: “Sesungguhnya Bahasa Arab itu sendiri bagian dari agama, dan mengetahuinya hukumnya fardhu yang diwajibkan. Sebab, memahami al-Kitab dan as-Sunnah hukumnya fardhu. Sementara semuanya itu tidak bisa dipahami kecuali dengan memahami Bahasa Arab. “Suatu kewajiban yang tidak bisa sempurna, kecuali dengannya, maka ia menjadi wajib.”
Urgensi mempelajari bahasa Arab bukan hanya sekedar memahami bahasa dari satu suku, bangsa dan kaum tertentu, tapi lebih dari itu bahwa mempelajari bahasa Arab akan ikut menentukan baik tidaknya proses ubudiyah seorang hamba kepada Allah Swt. Bahkan salah satu penyebab kemunduran umat Islam dalam ungkapan Imam Syafi’i ialah meninggalkan bahasa Arab dan berpaling dari mempelajarinya yang mewariskan kebodohan sehingga mengakibatkan perselisihan dan perpecahan dalam tubuh umat Islam.
Oleh karena itu, sudah selayaknya seluruh kaum muslimin gigih dalam mempelajari bahasa Arab jika umat ini ingin meraih kembali kejayaan yang pernah diraih oleh generasi salaf. Mengajak umat Islam untuk kembali mencintai bahasa Arab dan mempelajarinya adalah langkah awal untuk membangkitkan umat dari keterpurukan yang melandanya. Tentunya setiap muslim harus mengetahui keutamaan bahasa Arab, karena dalam ungkapan orang Arab mengatakan "من جهل شيئا عاداه " (barang siapa yang tidak mengenal sesuatu, maka akan memusuhinya).
Oleh : Arina Ardila, S.Pd
Bahasa Arab adalah pilar peradaban. Bahasa Arab memiliki peran kunci dalam tegak dan bangkitnya peradaban Islam. Peradaban Islam tegak diatas dua hal yaitu bahasa Arab dan syariat Islam. Sejak pertengahan abad ke-18 Masehi, dunia Islam mengalami kemerosotan dan kemunduran yang sangat cepat. Berbagai upaya dilakukan untuk membangkitkan kembali atau mencegah kemunduran terus berlanjut, akan tetapi tidak membuahkan hasil. Dunia Islam tetap berada dalam kebingungan dan kemunduran akibat berbagai goncangan yang menerpa.
Adapun sebab-sebab kemunduran dunia Islam dapat kita kembalikan kepada satu hal yaitu lemahnya pemahaman umat terhadap Islam yang amat parah. Ini berawal ketika bahasa Arab mulai diremehkan perannya untuk memahami Islam sejak awal abad VII Hijriyah. Islam dan bahasa Arab merupakan satu kesatuan. Islam tidak mungkin dapat dilaksanakan secara sempurna kecuali dengan bahasa Arab. Meremehkan bahasa Arab akan menghilangkan ijtihad terhadap syariat, karena ijtihad terhadap syariat tidak mungkin dilaksanakan tanpa terpenuhinya salah satu syarat mendasar yaitu memahami bahasa Arab. Kedudukan ijtihad sendiri amat penting bagi umat Islam. Karena tidak ada kemajuan bagi umat tanpa ijtihad.
Syaikh Islam, Ibn Taimiyah mengatakan: “Sesungguhnya Bahasa Arab itu sendiri bagian dari agama, dan mengetahuinya hukumnya fardhu yang diwajibkan. Sebab, memahami al-Kitab dan as-Sunnah hukumnya fardhu. Sementara semuanya itu tidak bisa dipahami kecuali dengan memahami Bahasa Arab. “Suatu kewajiban yang tidak bisa sempurna, kecuali dengannya, maka ia menjadi wajib.”
Urgensi mempelajari bahasa Arab bukan hanya sekedar memahami bahasa dari satu suku, bangsa dan kaum tertentu, tapi lebih dari itu bahwa mempelajari bahasa Arab akan ikut menentukan baik tidaknya proses ubudiyah seorang hamba kepada Allah Swt. Bahkan salah satu penyebab kemunduran umat Islam dalam ungkapan Imam Syafi’i ialah meninggalkan bahasa Arab dan berpaling dari mempelajarinya yang mewariskan kebodohan sehingga mengakibatkan perselisihan dan perpecahan dalam tubuh umat Islam.
Oleh karena itu, sudah selayaknya seluruh kaum muslimin gigih dalam mempelajari bahasa Arab jika umat ini ingin meraih kembali kejayaan yang pernah diraih oleh generasi salaf. Mengajak umat Islam untuk kembali mencintai bahasa Arab dan mempelajarinya adalah langkah awal untuk membangkitkan umat dari keterpurukan yang melandanya. Tentunya setiap muslim harus mengetahui keutamaan bahasa Arab, karena dalam ungkapan orang Arab mengatakan "من جهل شيئا عاداه " (barang siapa yang tidak mengenal sesuatu, maka akan memusuhinya).
Belum ada Komentar untuk " "
Posting Komentar